LAPORAN UKK
(UJIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN)
PEMELIHARAAN
BENIH LELE
DAN
PEMBUATAN PAKAN BUATAN
Di susun oleh :
AGUS
WAHYUDI
PROGRAM
KEAHLIAN AGRIBISNIS PERIKANAN
SMK NEGERI
1 GLAGAH
BANYUWANGI
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penyusunan laporan hasil UKK( UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN )
yang berjudul “PEMELIHARAAN BENIH LELE DAN PEMBUATAN PAKAN BUATAN” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Selama proses
pembuatan/penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Bapak Drs.
H.Achmad Chusairi sebagai kepala sekolah yang telah memberikan izin dalam
melaksanakan ujian kompetensi keahlian.
2.
Bapak Imam
Pribadi,spi sebagai guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam
menyusun laporan ukk(ujian kompetensi keahlian).
3.
Ibu Ir.Sumartin
.MP sebagai pembimbing lapangan pada kegiatan ujian kompetensi keahlian.
4.
Seuruh guru
jurusan agribisnis perikanan yang telah membantu dalam melaksanakan ujian
kompetensi keahlian.
Penulis menyadari bahwa
laporan UKK ( UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN ) masih jauh dari kesempurnaan, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak.
|
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.PENDAHULUAN.....................................................................................5
..... 1.1 Latar Belakang............................................................................... .........5
1.2 Tujuan........................................................................................................5
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA.........................................................................6
2.1 Klasifikasi
dan Morfologi lele......................................................... .........6
2.2 Habitat............................................................................................. .........8
2.3 Perilaku
dan kebiasaan makan..................................................................9
BAB III. METODE..............................................................................................10
3.1 Waktu dan
tempat.....................................................................................10
3.2 Kegiatan yang di
laksanakan.....................................................................10
3.3 Alat dan
bahan..........................................................................................10
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................11
4.1
Pendderan.....................................................................................................11
4.1.1 Pesiapan wadah
dan media....................................................................11
4.1.2 Perhitungan dosis
kaporit.......................................................................11
4.1.3 Cara melakukan
sterilisasi wadah..........................................................11
4.1.4 Pengisian air............................................................................................12
4.1.5 Menghitung padat
tebar..........................................................................12
4.1.6 Mengolah kualitas
air..............................................................................12
4.1.7 Memelihara benih....................................................................................13
4.1.8 Menghitung
pertumbuhan.......................................................................13
4.1.9 Pemanenan..............................................................................................15
4.2 Pembuatan pakan buatan............................................................................15
42.1 Menghitung kebutuhan pakan..................................................................15
4.2.2 Proses pembuatan....................................................................................17
4.2.3 uji coba pakan..........................................................................................18
BAB
V PENUTUP........................................................................................19
5.1 Kesimulan..................................................................................................19
5.2 Saran..........................................................................................................19
Daftar
Pustaka...............................................................................................20
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ujian kompetensi keahlian adalah suatu ujian praktek yang
dilakukan semua siswa untuk persyaratan lulus.Ujian kompetensi keahlian
dilakukan selama seminggu.Ujian ini, siswa wajib mengikuti sebab tidak ada
ujian susulan.Juruan agribisnis perikanan dalam ukk ada pendederan dan
pembuatan pakan.penilaian dilakukan oleh penguji internal dan eksternal.
1.2
Tujuan
Pelaksanaan
ujian kompetensi keahlian ini memiliki beberapa tujuan,sebagai berikut :
a.
Meguji
pengetahuan siswa,dan keterampilan mengenai kegiatan pendederan dan pembuatan
pakan buatan.
b.
Mengeahui
permasalahan dan solusi pada kegiatan pendederan dan membuat pakan buatan.
c.
Menerapkan teori
yang telah di berikan.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Klasifikasi dan Morfologi lele
Menurut Rukmana (2003),menyatakan bahwa sistematika (taksonomi)ikan lele dumbo adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub
Kelas : Teleostei
Ordo : Ostaciophysi
Sub Ordo :
Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias
gariepinus
Badan lele berbentuk memanjang dengan kepala pipih ke bawah (depresed).Mulut berada di ujung (terminal) dengan sepasang sungut,nasal,rahang
atas,rahang bawah,dan mental.Sirip ekor membundar tidak bergabung dengan sirip
anal.Sirip perut juga membundar. Mempunyai alat pernapasan yang terdapat dalam
rongga insang, bentuknya merupakan membran berlipat-lipat yang penuh dengan
kapiler darah dan berada dalam ruang udara sebelah atas insang.Ikan lele
memiliki patil yang digunakan untuk melompat dari kolam atau berjalan diatas
tanah.Oleh karena itu lele mempunyai predikat tambahan sebagai walking catfish (Susanto, 2003).
Alat pernapasan tambahan terletak di bagian kepala di dalam rongga yang
dibentuk oleh dua pelat tulang kepala.Alat pernapasan ini berwarna kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon
rimbun yang penuh kapiler– kapiler darah.Mulutnya terdapat di bagian ujung
moncong dan dihiasi oleh empat pasang sungut,yaitu satu pasang sungut hidung,
satu pasang sungut maksilar (berfungsi sebagai tentakel), dan dua pasang sungut
mandibula.Najiyati (2003)
Untuk lebih jelas ciri khas dari lele dumbo ini dapat dilihat pada Gambar
1.
A
![]() |
![]() |
|
|
1
Gambar
1.(a) Posisi
sungut pada ikan lele (b) dan nama jenis sungut pada ikan
lele.
Keterangan : 1. Sungut hidung
2.
Mulut
3.
Sungut rahang atas
4.
Sungut rahang bagian bawah
5. Sungut rahang atas
bagian dalam
Fungsi sungut tersebut adalah sebagai alat peraba ketika berenang dan
sebagai sensor ketika mencari makan. Sirip lele dumbo terdiri atas lima bagian
yaitu sirip dada,sirip perut, sirip dubur,sirip ekor dan sirip punggung.Sirip
dada lele dumbo dilengkapi dengan patil (sirip yang keras) yang berfungsi
sebagai alat pertahanan diri (Lukito, 2002).
Sama halnya menurut Najiyati (2002) Sirip ikan lele terdiri dari lima
jenis,yaitu sirip dada,sirip punggung,sirip perut,sirip dubur,dan sirip
ekor.Sirip dadanya berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung runcing,dan
dilengkapi dengan sepasang duri yang biasa disebut patil.Patil pada lele dumbo
tidak begitu kuat dan tidak begitu beracun dibanding jenis lele lainnya.Lele lokal misalnya,sangat tajam dan beracun,terutama yang masih muda.Sirip
perutnya pendek,sedang sirip dubur dan punggungnya memanjang hingga mendekati
sirip ekor.
Sebagaimana halnya ikan dari jenis lele,lele dumbo memiliki kulit tubuh
yang licin, berlendir,dan tidak bersisik.Jika terkena sinar matahari,warna
tubuh lele berubah menjadi pucat dan jika terkejut warna tubuhnya otomatis
menjadi loreng seperti mozaik hitam – putih. Mulut lele dumbo relatif lebar,yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya.Tanda spesifik
lainnya dari lele dumbo adalah adanya kumis di sekitar mulut sebanyak 8 buah
yang berfungsi sebagai alat peraba saat bergerak atau mencari makan (Khairuman
dan Amri, 2002).
2.2 Habitatat
Murhananto et al., (2002) lele
dapat hidup normal dilingkungan yang
memiliki kandungan oksigen (DO) terlarut 4 ppm dan air yang ideal bagi lele
dumbo mempunyai kandungan karbondioksida (CO2) kurang dari 2 ppm.Demikian pula
dengan metabolisme binatang yang ada,berbanding lurus dengan kadar
karbondioksida.Keasaman atau pH (Phinicen Hidrogen) yang baik adalah 6,5 – 9,temperatur
yang ideal bagi lele adalah 250-300 C.Lele dumbo termasuk ikan yang sangat
pesat pertumbuhannya.Saat berumur 4 bulan beratnya bisa mencapai 250 gram
dengan panjang hingga 25 cm,sedangkan pada lele lokal dengan umur yang sama
beratnya hanya mencapai 100 gram.Beberapa sifat lele dumbo diantaranya
gerakannya lebih agresif, tidak merusak pematang,dan kulit badan menjadi bercak
putih jika terkejut atau stress.
Ikan lele mempunyai organ
insang tambahan yang memungkinkan ikan ini mengambil oksigen pernapasan dari
udara di luar air.Karena itu ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya
mengandung sedikit oksigen. Ikan lele ini relatif tahan terhadap pencemaran
bahan – bahan organic.Oleh karena itu ikan lele tahan hidup di comberan yang
airnya kotor.Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai daerah perbukitan
yang tidak terlalu tinggi.Apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin, misalnya
di bawah 20ºC, pertumbuhannya agak lambat.Di daerah pegunungan dengan
ketinggian di atas 700 meter, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik.Lele
tidak pernah ditemukan hidup di air payau atau asin (Rachmatun, 1989).
Lele juga dapat hidup dengan
padat penebaran yang tinggi maupun pada kolam yang kadar oksigennya (DO)
rendah. Hal ini dikarenakan Lele mempunyai alat bantu pernapasan tambahan yang
berbentuk seperti bongkahan karang yang disebut dengan labirynth.Yang mana
labiriynth ini yang memungkinkan Lele untuk mengambil oksigen langsung dari
udara untuk pernapasannya (Hernowo et al., 2004).
2.3 Perilaku dan kebiasaan makan
Ikan lele mencari makanan di dasar perairan (bottom feeder),tetapi bila ada makanan yang terapung,juga tidak
lepas dari sambarannya. Ikan lele cenderung bersifat karnivora, sehingga
makanan tambahan yang baik untuk ikan ini adalah yang banyak mengandung protein
hewani.Bila makanan yang diberikan banyak
mengandung protein nabati, pertumbuhannya lambat.Oleh sebab itu, pakan tambahan
seperti pellet sebaiknya banyak mengandung protein hewani dibanding nabati
(Suyanto, 2004).
Benih ikan lele menyukai jasad renik, seperti: protozoa,crustacea yang
halus,rotifera, dan fitoplankton.Setelah dewasa ikan lele lebih menyukai larva
insekta,udang,cacing,ikan, bahan organik atau detritus yang berada didasar
kolam.Selain itu ikan lele juga memakan jasad hewan yang membusuk.Oleh
karenanya dalam bahasa inggris ikan lele disebut sebagai scavenger atau pemakan bangkai.Ikan lele di
alam merupakan binatang yang aktif mencari makan pada malam hari,namun di
kolam,ikan lele bisa dilatih untuk aktif pada siang hari. Lele tergolong ikan
pemakan segala, namun lebih menyukai makanan yang berasal dari hewan (Susanto,
2003).
Menurut Khairuman et al., (2002)
mengatakan bahwa Ikan Lele bersifat karnivora (pemakan daging),sehingga ia bisa
memakan sisa-sisa benda busuk yang berasal dari limbah rumah tangga dan limbah
dapur.Ikan lele dumbo bersifat Nokturnal,yakni aktif bergerak mencari makanan
pada malam hari.Pada siang hari ikan lele dumbo memilih berdiam diri dan
berlindung ditempat-tempat yang gelap.Lele juga mengkonsumsi berbagai jenis
cacing,larva jentik nyamuk,atau siput-siput kecil.Jika telah di budidayakan
ikan ini juga mengkonsumsi makanan buatan seperti pellet.
Menurut
Murhananto (2002),Ikan lele merupakan jenis ikan pemakan campuran (omnivor) dan
ikan ini juga tidak banyak memilih jenis pakan yang diberikan.Ikan ini juga lebih mudah dapat
menyesuaikan makan yang diberikan atau juga pakan tersebut dapat dikatakan
pakan buatan.Pakan buatan yang baik harus mengandung protein,karbohidrat,
vitamin dan mineral.Pertumbuhan ikan lele secara optimal membutuhkan pakan yang
mempunyai kadar protein yang cukup tinggi.Protein merupakan zat makanan yang
sangat dibutuhkan untuk memelihara tubuh, pembentukan jaringan yang rusak serta
penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan.
II.
METODE
3.1 Waktu dan tempat
Kegiatan Ujian kompetensi keahlian ini telah
dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan 27 Februari 2015.Yang
bertempat di SMKN 1 GLAGAH BANYUWANGI KAMPUS 2,Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi
provinsi Jawa Timur.
3.2 Kegiatan yang di laksanakan
·
Pendederan
·
Pebuatan pakan
buatan
3.3 Alat dan bahan
A.ALAT
·
Timbangan
·
Sendok
·
Mangkok
kecil
·
Spons
·
Aerasi
·
Waring
·
Karet
·
Termometer
·
Kertas lakmus
|
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pendderan
4.1.1
Pesiapan wadah dan media
Siapkan aquarium
yang berukuran :
a.panjang : 50 cm
b.lebar : 25 cm
c.tinggi : 30 cm
4.1.2
Perhitungan dosis kaporit
Dengan
ketentuan ketinggian air hanya
dari tinngi keseluruhan
aquarium.
Diketahui : panjang : 50 cm
Lebar 25 cm
Tinggi 30 cm :6 = 5 cm
Ditanya
: vol air..?
Panjang x lebar x tinggi
V= 50 x 25 x 5
= 6250 cm2
= 0,006250 m2
Dosis kaporit : 150 ppm
g = ppm x ton
= 150 x 0,006250
= 0,9375 g
= 0,94 g
Jadi kebutuhan kaporit yang di butuhkan
0,94 g
4.1.3
Cara melakukan sterilisasi wadah
·
Pertama isi
aquarium dengan air sebanyak 5 cm.
·
Timbang
kaporit sebanyak 0,94 g.
·
Larutkan kaporit
di dalam wadah tersendiri mangkok kecil di isi air yang ada di aquarium
sedikit,aduk-aduk kaporit hingga larut dengan air.
·
Masukan air yang
berkaporit berada di mangkok kecil ke dalam aquarium yang berisi air.
·
Basuh dinding
kaca aquarium dengan air kaporit tersebut dengan menggunakakan spons hingga
merata ke seluruh bagian aquarium (di dalam maupun luar aquarium)bertujuan hama
yang masih menempel di aquarium hilang.
·
Bilas dengan air
besih,kemudian cuci dengan detergen dengan menggunakan spon,bilas dengan air
bersih hingga bau kaporit hilang.
4.1.4
Pengisian air
Pengisian air
dilakukan dengan ketentuan ketinggian air harus
10 cm di bawah ketinggian aquarium dengan tinggi 30 cm,maka batas air
aquarium 20 cm.Air di masukkan ke dalam aquarium harus di saring dengan
menggunakan filter bag terlebih dahulu agar kotoran tidak ikut masuk ke dalam
aquarium.tuangkan air di dinding aquarium perlahan lahan,setelah air sesuai
dengan ketinggian yang kita inginkan pasang aerasi.jika sudah selesai hitung
benih yang akan di tebar.
4.1.5
Menghitung padat tebar
Untuk padat
tebar 200 ekor/m2,dengan mengukur luas aquarium dengan mengkonversikan(cm)menjadi(m)dengan
cara sebagai berikut.
Dikeahui : panjang 50 cm
Lebar 25 cm
Ditanya L..?
L= panjang x lebar
= 50 x 25
=1250
cm2 = 0,125 m
Benih ikan = Luas x padat tebar
=0,125 x 200 ekor/m2
=25 ekor
Jadi banyaknya ikan dalam 1 aquarium
yang ukurannya 50 x 25 sebanyak 25 ekor
4.1.6
Mengolah kualitas air
Parameter
yang di ukur adalah suhu dan ph air,untuk standartnya adalah 28-320C
dan ph 6,8-7,6.
Dari pengukuran yang saya peroleh adalah
:
·
Suhu 280C
·
Ph 6,9
4.1.7
Memelihara benih
Benh ikan lele
di pelihara di aquarium makan perlukan penyiponan setiap hari yaitu pada pagi
hari agar kualitas air terjaga,adanya sisa pakan/amonia yang mengendap pada
bagian bawah aquarium setelah penyiponan akan dilakukan pemberian pakan
berikut.tabel waktu pemberian pakan pakan.
HARI
|
WAKTU
|
JENIS PAKAN
|
Senin
|
06.30
|
belum pakan
|
12.00
|
Pellet
|
|
1500
|
Pellet
|
|
Selasa
|
06.30
|
Pellet
|
12.00
|
Pellet
|
|
15.00
|
Pellet
|
|
Rabu
|
06.30
|
Pellet
|
12.00
|
Pellet
|
|
15.00
|
Pellet
|
|
Kamis
|
06.30
|
Pellet
|
12.00
|
Pellet
|
|
15.00
|
Pellet
|
|
Jum’at
|
08.00
|
Pellet
|
4.1.8
Menghitung pertumbuhan
Sampling 1 :
·
Berat sample
rata rata 13,2 g
Jumlah 4 ekor
|
=
=3,3 g
Jadi total berat ikan lele 4 ekor 3,3
selama awal pemeliharaan
·
Panjang rata
rata
=
8 cm
Jumlah
4
Jadi
panjang ikan lele 4 ekor 8 cm
·
|
Bobot biomassa
=
3,3 g x 25 ekor
=82,5
g
Jadi berat
keseluruhan ikan lele 25 ekor yaitu 82,5 g
·
Pakan : bobot
biomassa x 
= 82,5 x
= 4,12
·
Jumlah dalam 1x
pakan
= 
=
= 1,37 g
Jadi 1x pemberian
pakan 1,37 g
Sampling 2.
·
Berat sample
rata rata 17,7 g
Jumlah 4 ekor
|
=
= 4,425 g
Jadi total berat ikan lele 4 ekor 4,425
selama awal pemeliharaan
·
Panjang rata
rata
=
8,375 cm
Jumlah
4
Jadi
panjang ikan lele 4 ekor 8,375 cm
·
|
Bobot biomassa
=
4,425 g x 25 ekor
=110,625
g
Jadi berat
keseluruhan ikan lele 25 ekor yaitu 110,625 g
·
Pakan : bobot
biomassa x 
= 110,625 x
= 5,53
·
Jumlah dalam 1x
pakan
= 
=
= 1,84 g
Jadi 1x pemberian pakan
1,84 g
·
Hitung
pertumbuhan
|
=
= 0,5625 g
4.1.9
Pemanenan
Panen dilakukan pada pagi hari jam 9.00
alat yang digunakan seser,bak
besar,selang kecil
Langkah yang di lakukan pemanenan :
·
Sedot air
aquarium hingga tinggi 3 cm dengan menggunakan selang kecil.
·
Ambil lele
dengan menggunakan seser ,kemudian di greeding(memisahkan ukuran ikan)antara
besar dan kecil.
·
Setelah di
greeding masukan di bak yang telah di
sediakan.
·
Besihkan aquarium
pemeliharaan dan waring yang telah dipakai untuk menutupi aquarium dengan
menggunakan detergen,bilas dengan menggunakan air bersih.
·
Taruh aqurium yg
telah besih di rak aquarium
·
Pindahkan benih
lele di kolam pembesaran dan hitung
jumlah lele dalam 1 kolam.
4.2
Pembuatan pakan buatan
42.1
Menghitung kebutuhan pakan
Pada tahap ini
adalah tahap terakhir pada kegiatan ujian kompetensi keahlian.
1.Lakukan perhitungan kebutuhan bahan
baku pakan,apabila pakan yang di buat tersebut memiliki kandungan protein 35 %
dengan bahan sebagai berikut.
Bahan
baku
|
Kadar
protein
|
Mengandung
protein
|
Tepung ikan
|
62,65 %
|
Suplemen
|
Tepung kedelai
|
39,60 %
|
Suplemen
|
Tepung jagung
|
7,63 %
|
Basal
|
Tepung terigu
|
8,90 %
|
basal
|
Bahan
tambahan
|
Kadar
protein
|
Tepung kanji
|
5 %
|
Vitamin mix
|
2
%
|
·
Suplemen =
= 
=
= 51,12 %
·
Basal =
= 
=
= 8,26 %
·
Bahan tambahan =
a.tepung kanji = 5 %
b.vitamin mix
= 2 % +
7 %
v Protein
dari 35 % berubah menjadi :
suplemen

|
=51,12
29,37
![]() |
|||
![]() |
|||
basal=8,26 13,49 +
42,86 %
·
Presentase
suplemen =
= 63,73 %
·
Presentase
Basal =
= 29,27 % +
93 %
Jumlah
:
·
Suplemen =
·
Basal = 
Jika kebutuhan pakan 300 g ,maka bahan
baku yang di butuhkan :
·
Suplemen =
a.Tepung ikan
b.Tepung
kedelai
·
Basal = a.Tepung jagung =
b.Tepung terigu =
·
Tambahan=
a.Tepung kanji 
300 g
4.2.2
Proses pembuatan
Timbang
semua bahan baku yang telah di hitung dengan timbangan digital,dan vitamin di
tumbuk sampai benar benar halus,campur bahan baku mulai yang sedikit campurkan
sedikit demi sedikit hingga yang paling banyak ,aduk hingga merata tambahkan
air panas sedikit lalu di aduk,hingga bahan baku agak lembab ,tetapi bahan baku
tidak terlalu lembek,misalkan terlalu lembek bahan baku tidak bisa di giling
dengan baik.setelah itu bahan baku yang tercampur menjadi satu akan di masukan
di dalam plastik dan di lubangi agar udara yg di luar akan masuk ke dalam bahan
baku sehingga pengukusan akan cepat matang.masukan bahan baku ke dalam pengukusan kurang lebih
10 menit.
Setelah
10 menit ambil bahan baku yang di kukus
kemudian taruh di loyang hingga dingin,sesudah dingin bahan baku akan di giling
hingga habis dan pemotongan adonan jangan terlalu panjang,dan letakan di loyang
seng adonan yg di cetak,masukan adoan di dalam oven ,pengovenan dilakukan
hingga pakan kering dan keras .pakan kemudian di keluarkan di oven dan di kemas
dalam plastik kemudian di kasih label.
4.2.3
uji coba pakan
Dalam uji ini kita menggunakan uji coba pakan secara
fisika yaitu daya apung.Daya apung berfungsi untuk mengetahui berapa lama pakan
mengapung di atas permukaan air
Langkah langkah pengujian daya apung :
a. Ambil
pakan yang akan di uji.
b. Siapkan
air di dalam wadah aqua maupun wadah
lainnya.
c. Potong
kecil kecil pakan yang telah di buat .
d. Kemudian
masukan pakan ke dalam air 5 butir
e. Catat
dan lihat berapa lama pakan mengapung di atas permukaan
V. PENUTUP
5.1
Kesimulan
Dengan
melakukan ujian kompetensi keahlian siswa mengetahui bagaimana cara melakukan
pendederan ikan lele yang baik dan benar
dan juga bisa membuat pakan sendiri.
5.2
Saran
Fasiitas
penggiling pakan perlu di perbaiki lagi supaya siswa lebih cepat dalam pembuatan
pakan.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Hernowo dan R.
Suyanto. 1999. Pembenihan
dan Pembesaran Lele di Pekarangan, Sawah dan Longyam. Penebar Swadaya. Jakarta.
Khairuman dan K.
Amri. 2002. Budidaya Lele Lokal Secara
Intensif.Agro Media Pustaka.
Jakarta.
2005. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif.Agro Media Pustaka. Jakarta.
Lukito AM. 2002. Lele
Ikan berkumis paling populer. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Murhananto. 2002. Pembesaran
Lele Dumbo di Pekarangan. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta.
Najiyati, S. 1992. Memelihara
Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta.
2003. Memelihara
Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Riyanto. 1995. Dasar
Penyusunan Evaluasi Proyek. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai
Operasional. Erlangga.
Jakarta.
Susanto, H., 2003. Budidaya Ikan lele.
Penebar Swadaya. Jakarta.



