Minggu, 05 Juni 2016

LAPORAN UKK
(UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN)

PEMELIHARAAN BENIH LELE
DAN PEMBUATAN PAKAN BUATAN


 










Di susun oleh :
AGUS WAHYUDI

PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PERIKANAN
SMK NEGERI 1 GLAGAH
BANYUWANGI
2015/2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan hasil UKK( UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN ) yang berjudul “PEMELIHARAAN BENIH LELE DAN PEMBUATAN PAKAN BUATAN”  ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Selama proses pembuatan/penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1.      Bapak Drs. H.Achmad Chusairi sebagai kepala sekolah yang telah memberikan izin dalam melaksanakan ujian kompetensi keahlian.
2.      Bapak Imam Pribadi,spi sebagai guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam menyusun laporan ukk(ujian kompetensi keahlian).
3.      Ibu Ir.Sumartin .MP sebagai pembimbing lapangan pada kegiatan ujian kompetensi keahlian.
4.      Seuruh guru jurusan agribisnis perikanan yang telah membantu dalam melaksanakan ujian kompetensi keahlian.

Penulis menyadari bahwa laporan UKK ( UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN ) masih jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.



Banyuwangi, 27 Februari 2015
Penulis,


Agus Wahyudi
 
 












DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.PENDAHULUAN.....................................................................................5
      .....  1.1  Latar Belakang............................................................................... .........5
1.2  Tujuan........................................................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................6
2.1     Klasifikasi dan Morfologi lele......................................................... .........6
2.2     Habitat............................................................................................. .........8
2.3      Perilaku dan kebiasaan makan..................................................................9
BAB III. METODE..............................................................................................10
       3.1 Waktu dan tempat.....................................................................................10
       3.2 Kegiatan yang di laksanakan.....................................................................10
       3.3 Alat dan bahan..........................................................................................10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................11
4.1 Pendderan.....................................................................................................11
4.1.1 Pesiapan wadah dan media....................................................................11
4.1.2 Perhitungan dosis kaporit.......................................................................11
4.1.3 Cara melakukan sterilisasi wadah..........................................................11
4.1.4 Pengisian air............................................................................................12
4.1.5 Menghitung padat tebar..........................................................................12
4.1.6 Mengolah kualitas air..............................................................................12
4.1.7 Memelihara benih....................................................................................13
4.1.8 Menghitung pertumbuhan.......................................................................13
4.1.9 Pemanenan..............................................................................................15
4.2 Pembuatan pakan buatan............................................................................15
42.1 Menghitung kebutuhan pakan..................................................................15
4.2.2 Proses pembuatan....................................................................................17
4.2.3 uji coba pakan..........................................................................................18



BAB V PENUTUP........................................................................................19
5.1 Kesimulan..................................................................................................19
5.2 Saran..........................................................................................................19
Daftar Pustaka...............................................................................................20





























I.      PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
       Ujian kompetensi keahlian adalah suatu ujian praktek yang dilakukan semua siswa untuk persyaratan lulus.Ujian kompetensi keahlian dilakukan selama seminggu.Ujian ini, siswa wajib mengikuti sebab tidak ada ujian susulan.Juruan agribisnis perikanan dalam ukk ada pendederan dan pembuatan pakan.penilaian dilakukan oleh penguji internal dan eksternal.
1.2 Tujuan
            Pelaksanaan ujian kompetensi keahlian ini memiliki beberapa tujuan,sebagai berikut :
a.       Meguji pengetahuan siswa,dan keterampilan mengenai kegiatan pendederan dan pembuatan pakan buatan.
b.      Mengeahui permasalahan dan solusi pada kegiatan pendederan dan membuat pakan buatan.
c.       Menerapkan teori yang telah di berikan.

















II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi lele
Menurut Rukmana (2003),menyatakan bahwa sistematika (taksonomi)ikan lele dumbo adalah sebagai berikut:
Filum               : Chordata
Kelas               :  Pisces
Sub Kelas        : Teleostei
Ordo                :  Ostaciophysi
Sub Ordo        :  Siluroidae
Famili              :  Clariidae
Genus             Clarias
Spesies            : Clarias gariepinus
Badan lele berbentuk memanjang dengan kepala pipih ke bawah (depresed).Mulut berada di ujung (terminal) dengan sepasang sungut,nasal,rahang atas,rahang bawah,dan mental.Sirip ekor membundar tidak bergabung dengan sirip anal.Sirip perut juga membundar. Mempunyai alat pernapasan yang terdapat dalam rongga insang, bentuknya merupakan membran berlipat-lipat yang penuh dengan kapiler darah dan berada dalam ruang udara sebelah atas insang.Ikan lele memiliki patil yang digunakan untuk melompat dari kolam atau berjalan diatas tanah.Oleh karena itu lele mempunyai predikat tambahan sebagai walking catfish (Susanto, 2003).
Alat pernapasan tambahan terletak di bagian kepala di dalam rongga yang dibentuk oleh dua pelat tulang kepala.Alat pernapasan ini berwarna kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler– kapiler darah.Mulutnya terdapat di bagian ujung moncong dan dihiasi oleh empat pasang sungut,yaitu satu pasang sungut hidung, satu pasang sungut maksilar (berfungsi sebagai tentakel), dan dua pasang sungut mandibula.Najiyati (2003)



Untuk lebih jelas ciri khas dari lele dumbo ini dapat dilihat pada Gambar 1.
A
Description: IMG_895
B

2
 

3
 
Description: S4022105

4
 

5
 
1
Gambar 1.(a) Posisi sungut pada ikan lele (b) dan nama jenis sungut pada ikan
                 lele.
                                                Keterangan :    1. Sungut hidung
                                                                        2. Mulut
                                                                        3. Sungut rahang atas 
4. Sungut rahang bagian bawah
5. Sungut rahang atas bagian dalam

Fungsi sungut tersebut adalah sebagai alat peraba ketika berenang dan sebagai sensor ketika mencari makan. Sirip lele dumbo terdiri atas lima bagian yaitu sirip dada,sirip perut, sirip dubur,sirip ekor dan sirip punggung.Sirip dada lele dumbo dilengkapi dengan patil (sirip yang keras) yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri (Lukito, 2002).
Sama halnya menurut Najiyati (2002) Sirip ikan lele terdiri dari lima jenis,yaitu sirip dada,sirip punggung,sirip perut,sirip dubur,dan sirip ekor.Sirip dadanya berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung runcing,dan dilengkapi dengan sepasang duri yang biasa disebut patil.Patil pada lele dumbo tidak begitu kuat dan tidak begitu beracun dibanding jenis lele lainnya.Lele lokal misalnya,sangat tajam dan beracun,terutama yang masih muda.Sirip perutnya pendek,sedang sirip dubur dan punggungnya memanjang hingga mendekati sirip ekor.
Sebagaimana halnya ikan dari jenis lele,lele dumbo memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir,dan tidak bersisik.Jika terkena sinar matahari,warna tubuh lele berubah menjadi pucat dan jika terkejut warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik hitam – putih. Mulut lele dumbo relatif lebar,yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya.Tanda spesifik lainnya dari lele dumbo adalah adanya kumis di sekitar mulut sebanyak 8 buah yang berfungsi sebagai alat peraba saat bergerak atau mencari makan (Khairuman dan Amri, 2002).

2.2 Habitatat
Murhananto et al., (2002) lele dapat hidup normal dilingkungan  yang memiliki kandungan oksigen (DO) terlarut 4 ppm dan air yang ideal bagi lele dumbo mempunyai kandungan karbondioksida (CO2) kurang dari 2 ppm.Demikian pula dengan metabolisme binatang yang ada,berbanding lurus dengan kadar karbondioksida.Keasaman atau pH (Phinicen Hidrogen) yang baik adalah 6,5 – 9,temperatur yang ideal bagi lele adalah 250-300 C.Lele dumbo termasuk ikan yang sangat pesat pertumbuhannya.Saat berumur 4 bulan beratnya bisa mencapai 250 gram dengan panjang hingga 25 cm,sedangkan pada lele lokal dengan umur yang sama beratnya hanya mencapai 100 gram.Beberapa sifat lele dumbo diantaranya gerakannya lebih agresif, tidak merusak pematang,dan kulit badan menjadi bercak putih jika terkejut atau stress.
Ikan lele mempunyai organ insang tambahan yang memungkinkan ikan ini mengambil oksigen pernapasan dari udara di luar air.Karena itu ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele ini relatif tahan terhadap pencemaran bahan – bahan organic.Oleh karena itu ikan lele tahan hidup di comberan yang airnya kotor.Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai daerah perbukitan yang tidak terlalu tinggi.Apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin, misalnya di bawah 20ºC, pertumbuhannya agak lambat.Di daerah pegunungan dengan ketinggian di atas 700 meter, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik.Lele tidak pernah ditemukan hidup di air payau atau asin (Rachmatun, 1989).
Lele juga dapat hidup dengan padat penebaran yang tinggi maupun pada kolam yang kadar oksigennya (DO) rendah. Hal ini dikarenakan Lele mempunyai alat bantu pernapasan tambahan yang berbentuk seperti bongkahan karang yang disebut dengan labirynth.Yang mana labiriynth ini yang memungkinkan Lele untuk mengambil oksigen langsung dari udara untuk pernapasannya (Hernowo et al., 2004).
2.3  Perilaku dan kebiasaan makan
Ikan lele mencari makanan di dasar perairan (bottom feeder),tetapi bila ada makanan yang terapung,juga tidak lepas dari sambarannya. Ikan lele cenderung bersifat karnivora, sehingga makanan tambahan yang baik untuk ikan ini adalah yang banyak mengandung protein hewani.Bila makanan yang diberikan banyak mengandung protein nabati, pertumbuhannya lambat.Oleh sebab itu, pakan tambahan seperti pellet sebaiknya banyak mengandung protein hewani dibanding nabati (Suyanto, 2004).
Benih ikan lele menyukai jasad renik, seperti: protozoa,crustacea yang halus,rotifera, dan fitoplankton.Setelah dewasa ikan lele lebih menyukai larva insekta,udang,cacing,ikan, bahan organik atau detritus yang berada didasar kolam.Selain itu ikan lele juga memakan jasad hewan yang membusuk.Oleh karenanya dalam bahasa inggris ikan lele disebut sebagai scavenger atau pemakan bangkai.Ikan lele di alam merupakan binatang yang aktif mencari makan pada malam hari,namun di kolam,ikan lele bisa dilatih untuk aktif pada siang hari. Lele tergolong ikan pemakan segala, namun lebih menyukai makanan yang berasal dari hewan (Susanto, 2003).
Menurut Khairuman et al., (2002) mengatakan bahwa Ikan Lele bersifat karnivora (pemakan daging),sehingga ia bisa memakan sisa-sisa benda busuk yang berasal dari limbah rumah tangga dan limbah dapur.Ikan lele dumbo bersifat Nokturnal,yakni aktif bergerak mencari makanan pada malam hari.Pada siang hari ikan lele dumbo memilih berdiam diri dan berlindung ditempat-tempat yang gelap.Lele juga mengkonsumsi berbagai jenis cacing,larva jentik nyamuk,atau siput-siput kecil.Jika telah di budidayakan ikan ini juga mengkonsumsi makanan buatan seperti pellet.
Menurut Murhananto (2002),Ikan lele merupakan jenis ikan pemakan campuran (omnivor) dan ikan ini juga tidak banyak memilih jenis pakan yang diberikan.Ikan ini juga lebih mudah dapat menyesuaikan makan yang diberikan atau juga pakan tersebut dapat dikatakan pakan buatan.Pakan buatan yang baik harus mengandung protein,karbohidrat, vitamin dan mineral.Pertumbuhan ikan lele secara optimal membutuhkan pakan yang mempunyai kadar protein yang cukup tinggi.Protein merupakan zat makanan yang sangat dibutuhkan untuk memelihara tubuh, pembentukan jaringan yang rusak serta penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan.



II.               METODE

3.1 Waktu dan tempat
        Kegiatan Ujian kompetensi keahlian ini telah dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan 27 Februari 2015.Yang bertempat di SMKN 1 GLAGAH BANYUWANGI KAMPUS 2,Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi provinsi Jawa Timur.

3.2 Kegiatan yang di laksanakan
·         Pendederan
·         Pebuatan pakan buatan
3.3 Alat dan bahan

B.BAHAN
·         Aquarium
·         Sendok
·         Benih lele
·         Detergen

 
A.ALAT        
                                                      
·         Timbangan
·         Sendok
·         Mangkok kecil
·         Spons
·         Aerasi
·         Waring
·         Karet
·         Termometer
·         Kertas lakmus












IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendderan
4.1.1 Pesiapan wadah dan media
            Siapkan aquarium yang berukuran :
a.panjang : 50 cm
b.lebar     : 25 cm
c.tinggi   : 30 cm

4.1.2 Perhitungan dosis kaporit
            Dengan ketentuan ketinggian air hanya   dari tinngi keseluruhan aquarium.
Diketahui : panjang : 50 cm
       Lebar 25 cm
       Tinggi 30 cm :6 = 5 cm
Ditanya   : vol air..?
                  Panjang x lebar x tinggi
      V= 50 x 25 x 5
  = 6250 cm2  
  = 0,006250 m2
Dosis kaporit : 150 ppm
       g = ppm x ton
          = 150 x 0,006250
          = 0,9375 g
          = 0,94 g
Jadi kebutuhan kaporit yang di butuhkan 0,94 g

4.1.3 Cara melakukan sterilisasi wadah
·         Pertama isi aquarium dengan air sebanyak 5 cm.
·         Timbang kaporit  sebanyak 0,94 g.
·         Larutkan kaporit di dalam wadah tersendiri mangkok kecil di isi air yang ada di aquarium sedikit,aduk-aduk kaporit hingga larut dengan air.
·         Masukan air yang berkaporit berada di mangkok kecil ke dalam aquarium yang berisi air.
·         Basuh dinding kaca aquarium dengan air kaporit tersebut dengan menggunakakan spons hingga merata ke seluruh bagian aquarium (di dalam maupun luar aquarium)bertujuan hama yang masih menempel di aquarium hilang.
·         Bilas dengan air besih,kemudian cuci dengan detergen dengan menggunakan spon,bilas dengan air bersih hingga bau kaporit hilang.

4.1.4 Pengisian air
            Pengisian air dilakukan dengan ketentuan ketinggian air harus  10 cm di bawah ketinggian aquarium dengan tinggi 30 cm,maka batas air aquarium 20 cm.Air di masukkan ke dalam aquarium harus di saring dengan menggunakan filter bag terlebih dahulu agar kotoran tidak ikut masuk ke dalam aquarium.tuangkan air di dinding aquarium perlahan lahan,setelah air sesuai dengan ketinggian yang kita inginkan pasang aerasi.jika sudah selesai hitung benih yang akan di tebar.

4.1.5 Menghitung padat tebar
            Untuk padat tebar 200 ekor/m2,dengan mengukur luas aquarium dengan mengkonversikan(cm)menjadi(m)dengan cara sebagai berikut.
 Dikeahui : panjang 50 cm
      Lebar 25 cm
Ditanya L..?
      L= panjang x lebar
        = 50 x 25
=1250 cm= 0,125 m
Benih ikan = Luas x padat tebar
      =0,125 x 200 ekor/m2
       =25 ekor
Jadi banyaknya ikan dalam 1 aquarium yang ukurannya 50 x 25 sebanyak 25 ekor

4.1.6 Mengolah kualitas air
            Parameter yang di ukur adalah suhu dan ph air,untuk standartnya adalah 28-320C dan ph 6,8-7,6.
Dari pengukuran yang saya peroleh adalah :
·         Suhu 280C
·         Ph 6,9

4.1.7 Memelihara benih
            Benh ikan lele di pelihara di aquarium makan perlukan penyiponan setiap hari yaitu pada pagi hari agar kualitas air terjaga,adanya sisa pakan/amonia yang mengendap pada bagian bawah aquarium setelah penyiponan akan dilakukan pemberian pakan berikut.tabel waktu pemberian pakan pakan.
HARI
WAKTU
JENIS PAKAN
Senin
06.30
belum pakan

12.00
Pellet

1500
Pellet
Selasa
06.30
Pellet

12.00
Pellet

15.00
Pellet
Rabu
06.30
Pellet

12.00
Pellet

15.00
Pellet
Kamis
06.30
Pellet

12.00
Pellet

15.00
Pellet
Jum’at
08.00
Pellet


4.1.8 Menghitung pertumbuhan
Sampling 1 :
·         Berat sample rata rata  13,2 g
Jumlah 4 ekor


 
 




            =  =3,3 g
Jadi total berat ikan lele 4 ekor 3,3 selama awal pemeliharaan
·         Panjang rata rata  =8 cm
Jumlah 4
Jadi panjang ikan lele 4 ekor 8 cm
·        

Bobot biomassa = berat sample x jumlah keseluruhan
 
Bobot biomassa


= 3,3 g x 25 ekor
=82,5 g
Jadi berat  keseluruhan ikan lele 25 ekor yaitu 82,5 g
·         Pakan : bobot biomassa x
             = 82,5 x  
             = 4,12
·         Jumlah dalam 1x pakan
    =
    =  
                            = 1,37 g
Jadi 1x pemberian pakan  1,37 g
Sampling 2.
·         Berat sample rata rata  17,7 g
Jumlah 4 ekor


 
 




            =  = 4,425 g
Jadi total berat ikan lele 4 ekor 4,425 selama awal pemeliharaan
·         Panjang rata rata  =8,375 cm
Jumlah 4
Jadi panjang ikan lele 4 ekor 8,375 cm
·        

Bobot biomassa = berat sample x jumlah keseluruhan
 
Bobot biomassa


= 4,425 g x 25 ekor
=110,625 g
Jadi berat  keseluruhan ikan lele 25 ekor yaitu 110,625 g
·         Pakan : bobot biomassa x
             = 110,625 x  
             = 5,53
·         Jumlah dalam 1x pakan
    =
    =  
                            = 1,84 g
Jadi 1x pemberian pakan  1,84 g
·         Hitung pertumbuhan

ADG =
 
 



                                    =
                                   = 0,5625 g

4.1.9 Pemanenan
Panen dilakukan pada pagi hari jam 9.00 alat yang digunakan  seser,bak besar,selang kecil
Langkah yang di lakukan pemanenan :
·         Sedot air aquarium hingga tinggi 3 cm dengan menggunakan selang kecil.
·         Ambil lele dengan menggunakan seser ,kemudian di greeding(memisahkan ukuran ikan)antara besar dan kecil.
·         Setelah di greeding  masukan di bak yang telah di sediakan.
·         Besihkan aquarium pemeliharaan dan waring yang telah dipakai untuk menutupi aquarium dengan menggunakan detergen,bilas dengan menggunakan air bersih.
·         Taruh aqurium yg telah besih di rak aquarium
·         Pindahkan benih lele di kolam  pembesaran dan hitung jumlah lele dalam 1 kolam.

4.2 Pembuatan pakan buatan
42.1 Menghitung kebutuhan pakan
            Pada tahap ini adalah tahap terakhir pada kegiatan ujian kompetensi  keahlian.
1.Lakukan perhitungan kebutuhan bahan baku pakan,apabila pakan yang di buat tersebut memiliki kandungan protein 35 % dengan bahan sebagai berikut.

Bahan baku
Kadar protein
Mengandung protein
Tepung ikan
62,65 %
Suplemen
Tepung kedelai
39,60 %
Suplemen
Tepung jagung
7,63 %
Basal
Tepung terigu
8,90 %
basal

Bahan tambahan
Kadar protein
Tepung kanji
5 %
Vitamin mix
2        %


·         Suplemen =  =
  =  = 51,12 %
·         Basal   =   =
                                                              =   = 8,26 %
·         Bahan tambahan = a.tepung kanji = 5 %
b.vitamin mix  = 2 % +
                                  7 %
v  Protein dari 35 % berubah menjadi :
 x 100 = 37,63 %

suplemen


37,63


 
=51,12                                           29,37

 



basal=8,26                                          13,49 +
                                                           42,86 %
·         Presentase suplemen =   = 63,73 %
·         Presentase Basal        =  = 29,27 % +
   93 %

Jumlah :
·         Suplemen =
·         Basal       =
Jika kebutuhan pakan 300 g ,maka bahan baku yang di butuhkan :
·         Suplemen = a.Tepung ikan
        b.Tepung kedelai
·         Basal        = a.Tepung jagung =    
                                b.Tepung terigu   =    
·         Tambahan= a.Tepung kanji  
        b.vitamin mix        +
                                                                  300 g
4.2.2 Proses pembuatan
            Timbang semua bahan baku yang telah di hitung dengan timbangan digital,dan vitamin di tumbuk sampai benar benar halus,campur bahan baku mulai yang sedikit campurkan sedikit demi sedikit hingga yang paling banyak ,aduk hingga merata tambahkan air panas sedikit lalu di aduk,hingga bahan baku agak lembab ,tetapi bahan baku tidak terlalu lembek,misalkan terlalu lembek bahan baku tidak bisa di giling dengan baik.setelah itu bahan baku yang tercampur menjadi satu akan di masukan di dalam plastik dan di lubangi agar udara yg di luar akan masuk ke dalam bahan baku sehingga pengukusan akan cepat matang.masukan  bahan baku ke dalam pengukusan kurang lebih 10 menit.
            Setelah 10 menit ambil bahan baku  yang di kukus kemudian taruh di loyang hingga dingin,sesudah dingin bahan baku akan di giling hingga habis dan pemotongan adonan jangan terlalu panjang,dan letakan di loyang seng adonan yg di cetak,masukan adoan di dalam oven ,pengovenan dilakukan hingga pakan kering dan keras .pakan kemudian di keluarkan di oven dan di kemas dalam plastik kemudian di kasih label.
           


4.2.3 uji coba pakan
Dalam uji ini kita menggunakan uji coba pakan secara fisika yaitu daya apung.Daya apung berfungsi untuk mengetahui berapa lama pakan mengapung di atas permukaan air
Langkah langkah pengujian daya apung :
a.       Ambil pakan yang akan di uji.
b.      Siapkan air di dalam wadah  aqua maupun wadah lainnya.
c.       Potong kecil kecil pakan yang telah di buat .
d.      Kemudian masukan pakan ke dalam air 5 butir
e.       Catat dan lihat berapa lama pakan mengapung di atas permukaan





















 V. PENUTUP
5.1 Kesimulan
     Dengan melakukan ujian kompetensi keahlian siswa mengetahui bagaimana cara melakukan pendederan  ikan lele yang baik dan benar dan juga bisa membuat pakan sendiri.

5.2 Saran
     Fasiitas penggiling pakan perlu di perbaiki lagi supaya siswa lebih cepat dalam pembuatan pakan.





















VI. DAFTAR PUSTAKA

Hernowo dan R. Suyanto. 1999. Pembenihan dan Pembesaran Lele di Pekarangan, Sawah dan Longyam. Penebar Swadaya. Jakarta.
Khairuman dan K. Amri. 2002. Budidaya Lele Lokal Secara Intensif.Agro Media  Pustaka. Jakarta.
                  2005. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif.Agro  Media Pustaka. Jakarta.
Lukito AM. 2002. Lele Ikan berkumis paling populer. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Murhananto. 2002. Pembesaran Lele Dumbo di Pekarangan. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta.  
Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta.
          2003. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Riyanto. 1995. Dasar Penyusunan Evaluasi Proyek. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional.            Erlangga. Jakarta.
Susanto, H., 2003. Budidaya Ikan lele. Penebar Swadaya. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar